Penurunan harga kedua jenis BBM tersebut akan diikuti juga oleh BBM non PSO seperti Pertalite, Pertamax 92, Pertamax Plus, Pertamina Dex.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang, mengungkapkan bahwa harga BBM non PSO akan turun sebesar Rp 200/liter mulai 30 Maret 2016 jam 00.00 WIB, sehari lebih awal dibanding penurunan Premium dan Solar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, Pertamina bakal menggelontorkan stok BBM non PSO juga sebagai alternatif bila Premium dan Solar habis akibat panjangnya antrian pembeli.
"Mulai besok, BBM non PSO sudah kami turunkan dulu dan kami isi penuh. Kalau Premium kosong ada pilihan lain," ucapnya.
Terkait harga Premium dan Solar, pihaknya meminta pemerintah tidak menetapkan penurunan harga yang terlalu besar. Sebab, harga minyak diperkirakan akan kembali naik pada periode berikutnya.
"Saya melihat masyarakat lebih mementingkan stabilitas, boleh naik turun asal tidak tajam. Kami usulkan April ini turun tapi nggak dalam, nanti Juli nggak usah naik nggak apa-apa Pertamina rugi dulu. Kewenangan ada di pemerintah," kata Ahmad.
Pada bulan Juli nanti ada puasa, hari raya Idul Fitri, dan libur panjang. Bila harga BBM naik pada momen-momen tersebut, tentu akan mendorong inflasi dan memberatkan masyarakat. Lebih baik sekarang harga BBM turun sedikit dan tak naik pada bulan Juli.
"Periode 3 bulan berikutnya adalah 1 Juli. Kita tahu itu puasa, menjelang lebaran, dan liburan anak sekolah. Harga crude (minyak mentah) sudah mulai naik 10 hari belakangan, sekarang sudah US$ 41/barrel. Kalau rata-rata harga BBM nanti naik, apakah pemerintah siap bila harus melakukan perubahan harga BBM dan itu arahnya naik?" tanyanya.
Lagipula, penurunan harga BBM yang besar diyakininya tidak akan berdampak signifikan terhadap harga barang-barang pada umumnya. Sebaliknya kenaikan harga BBM akan selalu diikuti oleh harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
"Selama ini terbukti kalau harga BBM turun, itu tidak otomatis diikuti penurunan harga barang-barang pokok. Januari kemarin turun lumayan besar, tapi harga beras, daging naik. Sebaliknya kalau harga BBM naik event cuma Rp 200/liter pasti harga-harga naik, terjadi inflasi," pungkasnya.
(ang/ang)