Senin 17 November 2014 dengan mengucap basmalah, perjalanan yang ditunggu itu bergerak juga. Perjalanan yang dilepas pukul 09.00 WIB oleh Kang Dadan selaku ketua pelaksana Road Warriors.
Untuk pertama, race awal dengan tujuan Bandar Lampung melalui Pelabuhan Merak sejauh sekitar 230 km diiringi dengan rutinitas kemacetan jalanan Jakarta yang terkenal dengan jalur nerakanya itu,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas dari kemacetan, rombongan pun bisa menggeber motornya dengan asyik. Masuklah kami di daerah Tangerang. Tetapi entah kenapa Road Captain Mr Deny membawa rombongan ke jalur yang salah ya? Mungkin dia lelah, hahaha.
Kemudian tibalah kami di daerah Serang untuk rehat sejanak dan makan siang sambil menunaikan salat Duhur.
Setelah rehat perdana kami, nampaknya langit sedang tidak bersahabat. Ayo kawan-kawan persiapkan jas hujan dan akhirnya memang hujan pun mengiringi perjalanan.
Pukul 17.00 WIB kami memasuki sebuah masjid besar untuk melaksanakan kewajiban 4 rakaat salat Ashar. Selepas dari masjid akhirnya tibalah kami di dermaga besar kebanggaan orang Indonesia, Pelabuhan Merak pukul 17.45.
Alhamdulillah... untuk pertama kalinya kaki ini melangkah mengayun merasakan berada di kapal besar. Senangnya bukan main bisa naik kapal Feri. Orang kata 'ndeso banget ya diriku'.
Kami sangat menikmati pemandangan di atas dek kapal besar itu, berbisik di dalam hati memuji kebesaran ciptaan sang Ilahi, Zat Yang Maha Besar atas segala ciptaannya dan tak kunjung lama sang surya pun menutup wajahnya.
Saat maghrib pun tiba, saatnya untuk memenuhi panggilan-Nya. Ada yang tak biasa dipandang mata ketika akan menjalankan 3 rakaat, arah kiblat yang mengikuti pergerakan jalannya kapal, pengalaman yang tak kan terlupakan.
Pukul 21.00 WIB dengan diiringi rintik hujan bersandarlah kami di Bakauheni, alhamdulilah ini kalinya juga kaki ini menapakkan jejaknya di Kota Pisang.
Bergegas kami melaju dengan lapis baju mantel menuju Kota Bandar Lampung. Lelah membuat mata ini seakan nempel erat dengan kelopak mata, saat itu yang paling indah adalah pemandangan kasur empuk dengan bantal plus gulingnya.
Sudah tak bisa diajak kerj asama lagi, syaraf motorik tidak bekerja sesuai dengan perintah otak! Kami pun terpaksa rehat sejenak di tengah perjalanan 83.2 km itu.
Pukul 23.30 WIB akhirnya kami sampai di penginapan berbintang di Sheraton Hotel. Nikmat nian bisa merasakan bermalam di penginapan orang yang berada.
Selasa 18 November 09.00 WIB bergegas kami melanjutkan perjalanan etape kedua menuju Krui sebuah kota kecil di pesisir barat provinsi Lampung itu berjarak 250 km.
Di sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan alam yangg eksotik. Krui yang dikenal sebagai daerah penghasil damar mata kucing.
Damar mata kucing adalah sejenis getah yang dihasilkan oleh pohon damar (shorea javanica).
Damar mata kucing ini merupakan sebuah komoditas hasil perkebunan yang unik karena hanya ada di daerah ini, atau karena mutunya yang berbeda dari damar-damar yang ada di daerah lain.
Sampai saat ini, Krui adalah daerah penghasil damar mata kucing terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia.
Daerah ini sebenarnya sempat terlewati oleh kami, karena kami tidak melihat rambu penunjuk arah/tempat ini, karena kelamnya malam. Pukul 22.00 WIB sampailah kami di sebuah cottage di pinggir pantai.
'Karang Bogo', nama pantai cantik itu, waah ternyata banyak bule juga Bro! Usut punya usut ternyata di Krui ini banyak spot untuk berselancar yang asyik, karena itulah banyak mister dan miss bule di sini.
Pukul 06.30 WIB sebelum bergegas etape 3 pagi itu kami sempatkan menikmati pasir putih pantai Karang Bogo.
Sekitar pukul 09.00 WIB dengan diiringi doa mulai berjalan untuk menaklukan etape ke-3. Tujuannya adalah Bengkulu.
Rute etape ke-3 ini akan didominasi jalanan trek lurus dan minim kelokan, gas full tetapi tetap safety riding.
Etape ke-3 ini terbilang asyik melewati Pesisir Barat Sumatera. Pemandangan yang disajikan dipinggir laut karena langsung menghadap ke Samudera Hindia.
Sepanjang pemandangannya pantai, ada juga bukit-bukit kecil, dan apa lagi yang akan kami temui nanti, saya sudah tidak sabar.
Estimasi perjalanan di etape ke-3 ini akan lebih jauh dari etape ke-2 karena jarak
tempuh sekitar 349 km namun tak ayal perjalanan yang terasa jauh itu sirna seketika di saat alam ini menyuguhkan kecantikanya.
Setelah berjibaku dengan medan yang berkelak-kelok seakan sedang berada di sirkuit Monaco itu tibalah kami di sebuah kota yang bernama Bengkulu. Alhamdulillah finish juga etape ketiga.
Kedatangan kami pun di sambut hangat oleh rekan rekan YRFI Bengkulu. Jabat, senyum hangat mereka menambah rasa persaudaran semakin erat sesama pengendara pabrikan Yamaha. Senang rasanya bertambah lagi kKawan di nusantara ini.
Keesokan paginya, meski istirahat yang terbilang terbatas namun cukup untuk seorang petualang. 2 Etape lagi menunggu di depan mata' selamat tinggal kota Bengkulu terimakasih sudah menyambut kami dengan hangat.
Sungguh indah memang peradaban masyarakat Sumatera dengan segala kesederhanaannya dan kereligiusannya.
Ditambah senyum riang anak anak yang kami temui sehabis berpulang sekolah ketika kami menyapa melambaikan tangan tanda hormat kepada mereka.
Selepas Ashar banyak anak anak berpakaian rapi, berbaris berjalan membawa kitab suci alquran untuk mengaji membuat hati takjub dan spontan memory ini mengenang kembali masa masa kecil dulu.
Ayo, waktunya si kuda besi menujukakn kembali ketangguhanya melewati medan yang menantang dan berkesan ini. Hujan kembali lagi mengiringi perjalanan kami seolah seperti seorang teman yang tak mau lepas dari sahabatnya.
Senja mulai malu malu menutup wajahnya' sang aspalpun menyambut dengan segala kolam kecilnya tercampur lumpur yang seakan menguji semua petualang ini agar lebih fokus, konsentrasi dan pantang menyerah.
Pukul 22.15 WIB akhirnya kegigihan itu pun terbayar ketika terlihat gapura selamat datang di kota Mukomuko. Satu kata yang tepat kuucapkan untuk malam ini Alhamdulillah.
Keesokan harinya, Jumat pukul 09.20 WIB bergegas dengan hati menggebu-gebu kami menuju kota Minang. Sahut- sahut suara panggilan agung ini pun mempertemukan kami di tengah perjalanan 230 km ini tak ayal Sang Captain pun menepikan kuda besi ini di sebuah masjid di pinggiran, menambah khidmat salat Jumatan ini.
Lepas Jumatan, saatnya melanjutkan perjalanan ke kota tujuan, yakni Padang, yang penuh dengan keragaman budaya, wisata dan kulinernya, plus kecantikan para gadisnya. Cii Hayati engku datangβ¦!. Hahaha, dasar korban film.
Alhamdulillah malam berbintang di kota itu menyambut kedatangan kami, untuk membuat touring komplet kami mengadakan city tour ke beberapa tempat diantaranya Lembah Anai, Danau Maninjau, Jembatan Siti Nurbaya, dan Kelok 44.
Dan ada yang terlintas di pikiran ini adalah begitu religiusnya kota ini. Hal itu terlihat dari baliho, lafadz Asmaul Husna di sepanjang kelok jalanan.
Dan tidak ketinggalan perjalanan kami ke Jam Gadang sebuah icon kota rendang. Karena ingat sanak famili dan kawan akhirnya mampirlah kami di sebuah toko oleh-oleh untuk membawa buah tangan seperti kripik balado.
Pada hari terakhir, Minggu 23 November, tim Road Warriors melakukan bakti sosial di Padang Pariaman, membantu pembangunan masjid jami yg sudah terbentang tiang-tiang pondasinya.
Perjalanan yang penuh makna kawan harus diakhiri di sebuah diler Yamaha yang terbesar di Kota Padang.
Banyak lagi sebenarnya cerita yang terlukis di pikiran ini yang ingin kami ceritakan dalam perjalanan yang menguras tenaga dan pikiran, namun apa daya ini semua dibutuhkan waktu dan lembaran yang banyak untuk menuliskannya.
Ini adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan pelajaran, kesan dan pesan untuk seorang berjiwa petualang, lebih menyadari bahwa alam nusantara ini begitu kaya dan indah.
Saya pribadi mengucapkan beribu terima kasih kepada pihak detik.com, myTRANS dan Yamaha Indonesia yang telah mempercayakan kami 10 finalis mengemban misi ini.
Semoga silaturahmi dan kekompakan kita di perjalanan ribuan km ini tak akan luntur sesuai dengan slogan Road Warriors, Brothers to The End.
Dan kami semua bisa memetik pelajaran berharga ini, bisa ikut menularkan virus touring yang baik dan benar kepada semua komunitas. Akhir kata dalam secoreh tulisan ini kami para Riders mengucapkan, 'Road Warriors 2014 Jakarta-Padang Rancak Ban!'
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah