Sebenarnya apa sih itu airbag atau kantung udara? Fitur ini dirancang untuk memberikan keamanan lebih bagi penumpang mobil, terutama pengendara dari risiko kematian dalam sebuah kecelakaan.
Airbag sejatinya adalah sebuah bom. Bom dengan ledakan terkontrol yang disimpan di mobil, tepatnya di bagian seperti setir, dashboard dan bagian samping mobil pada mobil yang lebih high end.
Tapi bagaimana sebuah Airbag bekerja ya? Pasti tidak banyak yang menyangka pembuatan airbag sangatlah rumit. Dan butuh perhatian khusus dan tidak main-main.
Airbag memiliki beberapa bagian, utamanya adalah sensor yang akan mendeteksi apakah sebuah mobil mengalami tabrakan, pemicu ledak, dan peledak, dan balon yang biasanya terbuat dari nilon.
Begitu ada kecelakaan, βbomβ secara terkontrol akan terpicu, dan energi ledakannya akan meniup balon dengan kecepatan yang tinggi. Desain airbag pun tergantung dengan desain mobil sendiri. Untuk menjahit airbag dibutuhkan alat-alat seperti laser printing dan mesin jahit terkomputerisasi.
Namun adakalanya, airbag tidak bisa mengembang. Biasanya fitur tersebut memang akan mengembang jika mobil mengalami tabrakan dari depan. Soalnya sensor airbag yaitu akselerometer tepat berada di depan. Alat tersebut sangat sensitif dan bakal mengukur seberapa besar benturan dari depan.
Sebaliknya jika mobil terjadi tabrak dari belakang, airbag tidak akan mengembang. Menurut safercar.gov, aktivasi airbag dalam sebuah kecelakaan tergantung pada beberapa faktor.
Seperti kecelakaan kendaraan dan kendaraan lain yang terlibat, desain dari airbag itu sendiri, dan lokasi sensor. Lupa memasang sabuk pengaman pun akan menyebabkan airbag tidak mengembang, karena sensor diaktifkan ketika pengendara memasang airbag.
Jika sistem mendeteksi tidak ada penumpang di kursi depan pun airbag otomatis tidak akan mengembang.
Selain itu yang membuat dual airbag tidak mengembang adalah ketika mobil terguling. Karena terguling besar kemungkinan dual airbag (kantung udara untuk di depan penumpang dan pengemudi) tidak akan mengembang karena sensor di depan tidak dapat melacak terjadinya kecelakaan.
(Dadan Kuswaraharja/Dadan Kuswaraharja)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat