Tradisi sekelompok pemuda membangunkan warga di waktu santap sahur adalah hal lumrah di bulan Ramadhan. Berbekal kentongan warga berteriak-teriak keliling kampung untuk membangunkan warga.
Namun ada sedikit yang berbeda di Cipicung, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Peralatan yang digunakan oleh para remaja Masjid Baitul Muttaqin saat membangunkan warga, cukup 'serius'.
Mereka membangunkan warga dengan peralatan drumband lengkap. Sehingga warga terutama anak-anak, tak lagi malas-malasan saat bangun sahur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harmonisasi ragam perkusi dan nada, membuat cara membangunkan warga agar segera sahur ini tidak sebatas gaduh. "Main drumband sambil salawatan, lebih nyaman terdengar. Tak hanya sekadar bising untuk membangunkan warga," kata Teguh, salah seorang pemuda setempat, Senin (4/5).
Alat drumband ini menarik perhatian anak-anak. "Terkadang rombongan kita belum lewat, anak-anak sudah bangun duluan dan menanti di depan rumah. Anak-anak jadi lebih bersemangat," tutur Teguh.
Agus Purwanto, tokoh pemuda setempat mengatakan, kondisi pandemi COVID-19 tak membuat tradisi ini dihilangkan. "Mereka anak-anak kampung sini semua. Tak ada orang luar, tak ada pemudik. Insyaallah aman," kata Agus.
Dia mengatakan justru rombongan yang mulai berkeliling jam 2.30 WIB ini banyak manfaatnya. Selain membangunkan warga, aktifitas mereka sekaligus berpatroli keamanan kampung, setelah petugas ronda pulang.
"Kaitan dengan suasana pandemi COVID-19, tentu mereka juga ikut mengawasi kepulangan para pemudik. Insyaallah banyak manfaatnya," ucap Agus.
![]() |
Suhendar, pemuda Cipicung lainnya berharap, tradisi ini tidak hilang dan tetap dilestarikan terus karena banyak manfaatnya bagi masyarakat. Meski harus berjalan kaki para pemuda tidak lelah dan terus melaksanakan kegiatan ini setiap hari.
"Dulunya memang kita mengarak bedug dengan gerobak. Nah kalau sekarang pakai drumband, lebih ringkas dan menarik," ujar Suhendar.
Baca juga: Makna Tradisi Munggahan Saat Sambut Ramadhan |