Ahli toksikologi I Made Agus Gelgel Wirasuta yang menjadi saksi ahli dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, memastikan di dalam es kopi Vietnam itu memang mengandung sianida.
Jumlah kopi bersianida yang masuk ke tubuh Mirna dalam dosis yang cukup mematikan. Sehingga saat Mirna minum, dalam hitungan detik dia langsung merasakan reaksi kebas dan panas di mulutnya hingga akhirnya jatuh pingsan dan meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kedua saksi mencicipi kopi yang telah diminum oleh korban itu muncul reaksi yang sama, iritasi artinya di dalam kopi tersebut sudah ada mengandung sianida," ucap Made.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Hani mencicipi sedikit. Saat mencicipi Hani mengatakan kopi itu rasanya pahit dan pedas, itu kopi yang paling tidak enak yang pernah dia cicipi. Meski sedikit, Hani masih merasakan pusing hingga 3 hari.
"BAP Hani masih merasakan pusing sampai 3 hari," kata Made.
Sedangkan Devi mencicipi dengan menggunakan sedotan yang diteteskan ke tangan. Usai mencoba Devi merasakan kebas di lidah dan pusing. Kopi juga tidak ditelan, hanya sampai di mulut.
"Otomatis minumnya hati-hati, pasti nyicipi sedikit. Reaksi normal akan membuang racun itu, artinya ketika saksi lain yang minum tidak meninggal artinya jumlah yang masuk sedikit tidak memberikan efek kematian," katanya.
Menurut Made ketika seseorang terpapar sianida bila jumlahnya sedikit hanya akan merasakan iritasi, bisa pusing atau kebas. Sementara hasil pemeriksaan lambung Mirna ditemukan adanya korosi dan erosi. Kerusakan itu bukan karena adanya luka atau ulkus seperti orang yang sakit maag, namun karena ada zat lain yang masuk ke dalam tubuh.
"Berbeda dengan yang dialami korban. Menurut hasil visum terjadi korosif dan erosif di lambungnya, (penyebabnya) bukan dari (penyakit) dalam, itu tapi dari luar," kata Made. (slh/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini