"Ide timbul dalam masa tahanan, masih menerima banyak surat permintaan bantuan ke saya. Sedangkan saya sudah tidak menjadi pejabat lagi. Uang pribadi tidak mungkin membantu banyak orang miskin dan membutuhkan," kata Ahok kepada detikcom, Sabtu (3/8/2019).
Ahok mengatakan, saat menjadi pejabat, dia masih bisa membantu orang yang membutuhkan menggunakan uang operasional dan APBD. Dia berharap aplikasi ini bisa menggugah masyarakat pada budaya gotong royong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok mengatakan sudah membuat sebuah yayasan yang singkatannya juga sama dengan namanya: Beri Tanpa Pamrih (BTP). Aplikasi Jangkau nantinya dikelola yayasan tersebut.
"Dengan aplikasi ini, aku harapkan ada gotong royong dan informasi bagi yang suka membantu dan mau minta bantuan untuk ketemu. Aku udah dirikan yayasan Beri Tanpa Pamrih (BTP) untuk menjalankan aplikasi Jangkau," ungkapnya.
Aplikasi Jangkau sudah didaftarkan di penyedia aplikasi ponsel pintar.
Sementara itu, sekretaris Ahok, Ima Mahdiah, mengatakan aplikasi ini bersifat sosial yang menghubungkan antara penyumbang dan orang yang butuh sumbangan. Pada masa awal, lewat aplikasi ini, baru bisa dikelola sumbangan berupa barang.
"Jadi di situ ketemunya orang yang mau menyumbang dan orang yang butuh sumbangan. Misal ada orang tua butuh kursi roda atau tongkat. Jadi nanti misalnya ada orang yang punya kursi roda tapi sudah tidak dipakai bisa disumbangkan," ujar Ima saat dihubungi terpisah.
Dia mengatakan, dalam pengembangannya nanti, bisa saja aplikasi Jangkau menerima sumbangan berupa uang. Tapi saat ini aplikasi Jangkau masih melayani sumbangan seperti kursi roda, tongkat, dan kacamata baca.
Aplikasi Jangkau hadir untuk menjangkau mereka yang ingin memberi dan membutuhkan bantuan. Tunggu kehadirannya! pic.twitter.com/hZ8VSd552p
β Basuki T Purnama (@basuki_btp) August 3, 2019
Tonton Video Luncurkan Aplikasi Carik Jakarta, Anies Gandeng PKK Pemprov DKI:
(jbr/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini