Dilansir dari media lokal Jepang, The Mainichi, Selasa (16/1/2018), penyebab pasti kematiannya tengah diinvestigasi. Namun dugaan sementara, dia meninggal karena mengalami pendarahan di antara membran otaknya.
Dia bekerja lembur total 125 jam sepanjang bulan Desember 2017, melampaui batas maksimal lembur pemerintah yakni 100 jam. Kantor tempat wanita ini bekerja, masih menyelidiki kemungkinan adanya hubungan kematiannya dengan jam kerjanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 4 Januari 2018, karyawati itu meninggalkan kantor setelah pukul 23.00 waktu setempat. Dia tak berkonsultasi dengan siapapun tentang kondisi kesehatannya.
Selama bulan April dan Desember 2017, wanita ini memiliki jam lembur di atas 70 jam per bulannya. Tercatat bahwa pada November 2017, wanita ini lembur sebanyak 99 jam. Jumlah jam lemburnya makin bertambah pada bulan Desember 2017, yakni mencapai 125 jam.
Gubernur Niigata mengatakan pihaknya masih belum tahu apakah ada hubungan antara kematian wanita ini dengan jam kerjanya. "Kami masih belum tahu hubungan antara pekerjaannya dan kematiannya," ujar Gubernur Ryuichi Yoneyama.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini